Bab Ke-61: Hadats di Dalam Masjid
(Aku berkata,
"Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Abu
Hurairah yang tersebut pada Kitab ke-10 'al-Adzan', Bab ke-30.")
Bab Ke-62: Membangun Masjid
Abu Said berkata,
"Atap masjid terbuat dari pelepah-pelepah pohon kurma."[Ini adalah bagian dari haditsnya yang panjang tentang Lailatu1-Qadar dan akan
disebutkan secara maushul pada Bab ke-134.]
Umar menyuruh
membangun masjid dan berkata, "Lindungilah manusia (yang berjamaah di dalamnya)
dari hujan. Jangan sekali-kali diwarnai merah atau kuning karena hal itu dapat
menyebabkan orang-orang tergoda (tidak khusuk)."[AI-Hafizh tidak men-takkrij-nya.]
Anas mengatakan,
"Banyak orang yang akan bermegah-megahan dalam mendirikan masjid, tetapi mereka
tidak memakmurkannya (meramaikannya) melainkan sedikit"[Di-maushul-kan oleh Abu Ya'la di dalam Musnad-nya dan Ibnu Khuzaimah di dalam
Shahih-nya.]
Ibnu Abbas berkata,
"Sesungguhnya, kalian akan bersungguh-sungguh menghiasi masjid-masjid kalian
seperti orang-orang Yahudi dan Kristen menghiasi (gereja dan rumah ibadah
mereka)."[Di-maushul-kan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dengan sanad yang kuat dan telah
aku takhrij dalam Shahih Abi Dawud (474).]
247. Abdullah (bin
Umar) berkata bahwa masjid pada zaman Rasulullah saw dibangun dengan batu bata,
atapnya dengan pelepah korma, dan tiangnya dengan batang pohon korma. Abu Bakar
r.a. tidak menambahnya sedikit pun. Umar r.a. menambahnya dan membangun masjid
seperti bangunan di masa Rasulullah saw dengan batu bata dan pelepah korma, dan
mengganti tiangnya dengan kayu. Selanjutnya, Utsman r.a. mengubahnya dan
melakukan penambahan yang banyak. Ia membangun dindingnya dengan batu yang
diukir dan dibuat pola tertentu. Ia menjadikan tiang nya dari batu yang diukir
dan atapnya dari kayu jati.
Bab Ke-63:
Tolong-menolong dalam Membangun (Memakmurkan) Masjid. Firman Allah, "Tidaklah
pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka
mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia
pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka. Hanyalah yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada
(siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (at-Taubah:
17-18)
248. Ikrimah
berkata, "Ibnu Abbas berkata kepadaku dan kepada anakku, yaitu Ali,
'Berangkatlah kamu berdua ke rumah Abu Sa'id, lalu dengarlah apa yang
diceritakannya.' Kami berdua pergi kepadanya dan kami dapati dia [dan
saudaranya, 3/207] sedang dalam kebun membersihkan kebun itu. [Setelah melihat
kami, dia datang] lalu diambilnya selendangnya dan ia duduk dengan berpegang
lutut. Dia mulai bercerita kepada kami hingga sampai menyebutkan pembangunan
masjid. Ia berkata, 'Kami dahulu membawa [batu bata masjid] satu demi satu dan
Ammar membawa dua-dua batu bata, lalu Nabi Muhammad saw melihatnya dan beliau
menghilangkan debu darinya (dalam satu riwayat: beliau mengusap debu dari
kepalanya) seraya bersabda, 'Kasihan Ammar, ia akan dibunuh oleh golongan yang
zalim, padahal ia mengajak mereka ke surga, sedangkan mereka mengajaknya ke
neraka.' Ammar menjawab, 'Aku berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah
itu.'"
Bab Ke-64:
Meminta Pertolongan Kepada Tukang Kayu dan Ahli Bangunan untuk Mendirikan
Tiang-Tiang Mimbar dan Masjid
249. Jabir berkata
bahwa seorang wanita berkata, "Wahai Rasulullah, dapatkah aku membuatkan sesuatu
untukmu yang dapat engkau duduk di atasnya karena aku mempunyai seorang budak
yang merupakan seorang tukang kayu?" Beliau bersabda, "Jika kamu mau, bolehlah."
Perempuan itu lalu membuatkan tempat duduk yang berupa mimbar.
Bab Ke-65: Orang yang Mendirikan Masjid
250. Ubaidillah
al-Khaulani mendengar ucapan Utsman bin Affan r.a. ketika ia mendengar perkataan
orang-orang di kala membangun masjid Rasulullah saw., "Sesungguhnya, kamu telah
berbuat banyak dan sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Barang
siapa yang membangun masjid-Bukair berkata, 'Aku kira beliau bersabda'-karena
mengharapkan keridhaan Allah, Allah akan membangunkan untuknya yang seperti itu
di surga.'"
Bab Ke-66:
Memegang Mata Panah dengan Tangan Sewaktu Lewat di Masjid
251. Jabir bin
Abdullah berkata, "Seorang laki-laki lewat di masjid sambil membawa panah
[dengan menampakkan mata panah/bagian tajamnya 8/190] lalu Rasulullah saw
bersabda kepadanya, 'Peganglah mata panahnya [jangan sampai menggores orang
muslim].' [Dia menjawab, 'Ya, aku laksanakan.']"
Bab Ke-67: Lewat
di Masjid
252. Abu Musa
berkata bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, "Barangsiapa yang lewat pada sesuatu
dari masjid-masjid kami atau pasar kami dengan anak panah, hendaklah ia pegang
mata panahnya; janganlah ia melukai muslim dengan telapaknya." (Dalam satu
riwayat: "Jangan sampai ada sesuatu darinya yang menimpa salah seorang muslim."
8/90)
Bab Ke-68:
Bersyair di Dalam Masjid
253. Abu Salamah
bin Abdurrahman bin Auf mendengar Hassan bin Tsabit al Anshari meminta kesaksian
kepada Abu Hurairah r.a. (dan dari jalan Said ibnul Musayyab, berkata, "Umar
lewat di masjid dan Hasan sedang bersenandung. Hassan berkata (kepada Umar yang
memelototinya), 'Aku pernah bersenandung (bersyair) di dalamnya, sedangkan di
sana ada orang yang lebih baik daripada engkau.' Hassan lalu menoleh kepada Abu
Hurairah seraya berkata, 4/79), ['Hai Abu Hurairah, 7/109], aku meminta kepadamu
dengan nama Allah, apakah kamu mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Wahai
Hassan, jawablah dari Rasulullah saw (dalam satu riwayat: jawablah dariku).
'Wahai Allah, kuatkanlah ia dengan ruh suci (Jibril).' Abu Hurairah menjawab,
'Ya.'"
Bab Ke-69:
Orang-Orang yang Bermain Tombak (Anggar) di Dalam Masjid
(Aku berkata,
"Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang
tercantum pada Kitab ke-12 'al-Idaini', Bab ke-2.")
Bab Ke-70:
Menyebutkan Jual Beli di Atas Mimbar di Dalam Masjid
(Aku berkata, "Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnad nya hadits Aisyah dalam masalah pemerdekaan Barirah yang tercantum pada Kitab ke-24 'al-Buyu", Bab ke-73.")
Bab Ke-71: Menagih Utang dan Memberi Ketetapan di Masjid
254. Ka'ab bin Malik berkata bahwa ia beperkara utang dengan [Abdullah, 3/ 92] Ibnu Abi Hadrad [al-Aslami] [pada masa Rasulullah saw., 1/121] di masjid, [lalu ia mendesaknya, kemudian keduanya bersitegang]; suara keduanya keras hingga terdengar oleh Rasulullah saw. yang sedang berada di rumah beliau. Beliau keluar menemui keduanya sehingga terbukalah tirai kamar beliau. Beliau memanggil [Ka'ab bin Malik, 3/ 172], "Hai, Ka'ab." Ia menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Lunasilah sebagian dari utangmu ini." Beliau memberi isyarat kepadanya [dengan tangan beliau], yakni separonya. Ia menjawab, 'Telah aku lakukan, wahai Rasulullah". Beliau bersabda, "Berdirilah, lalu tunaikanlah." [Lalu ia mengambil separo utangnya dan membiarkan yang separonya].
Bab Ke-72: Menyapu Masjid, Memunguti Sobekan Kain, Kotoran, dan Kayu-kayuan Harum-haruman
255. Abu Hurairah
berkata bahwa seorang laki-laki hitam atau wanita hitam penyapu masjid [aku
tidak mengetahuinya kecuali seorang wanita],[Al-Hafizh berkata, "Yang benar, dia adalah seorang perempuan, yaitu Ummu
Mihjan." Kisah lain yang mirip dengan ini terjadi pada seorang laki-laki yang
bernama Thalhah ibnul-Barra, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Silakan periksa pada
Kitab ke-23 'al-Janaiz' , Bab ke-5.] lalu ia meninggal [sedang Nabi
Muhammad saw. tidak mengetahui kematiannya, 2/ 92], lalu beliau menanyakannya
[seraya bersabda, "Apa yang dilakukan orang-orang itu?"] Mereka manjawab,
"Meninggal." Nabi Muhammad saw menimpali, "Mengapa kamu tidak memberitahukan
kepadaku? Tunjukkanlah kuburannya (dengan dhamir/kata ganti "hi" (untuk
laki-laki)) kepadaku!" Atau, beliau bersabda, "Atau kuburannya (dengan kata
ganti untuk wanita)." Beliau lalu datang ke kuburnya dan menshalatinya.
Bab Ke-73: Diharamkannya Jual Beli Khamr di Masjid
256. Aisyah r.a.
berkata, "Ketika diturunkan ayat-ayat [terakhir, 3/11] dari surah al-Baqarah
tentang riba, Nabi Muhammad saw keluar ke masjid. Beliau lalu membacakannya
kepada orang-orang dan beliau mengharamkan berdagang khamr"
Bab Ke-74: Pelayan-Pelayan untuk Kepentingan Masjid
Ibnu Abbas berkata
mengenai ayat (tentang perkataan istri Imran), "Aku nazarkan untuk Mu (ya Allah)
anak yang ada dalam kandunganku," ialah untuk melayani kepentingan
masjid.[Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Hatim.]
(Aku berkata,
"Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Hurairah
yang telah disebutkan dua bab sebelumnya.")
Bab Ke-75: Orang
yang Menjadi Tawanan atau Bermasalah Diikat di Masjid
(Aku berkata,
"Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Hurairah
pada Kitab ke 21 'al-Amal fish Shalah', Bab ke-10.")
Bab Ke-76: Mandi
Ketika Masuk Islam dan Mengikat Seorang Tawanan di Masjid
Syuraih memerintahkan agar orang yang bermasalah ditahan (diikat) di tiang masjid.[Di-maushul-kan oleh Ma'mar dengan sanad sahih darinya.]
(Aku berkata,
"Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Hurairah
yang tercantum pada Kitab ke-64 'al-Maghazi', Bab ke-72.")
Bab Ke-77:
Membuat Kemah di Masjid untuk Orang-Orang Sakit dan Lainnya
(Aku berkata, "Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang tertera pada Kitab ke-64 'al-Maghazi', Bab ke-72.")
Bab Ke-78: Memasukkan Unta ke dalam Masjid Karena Sakit
Ibnu Abbas berkata,
"Nabi Muhammad saw melakukan thawaf dengan menaiki unta."[Akan disebutkan secara maushul pada Kitab ke-25 'al-Hajj', Bab ke-58.]
257. Ummu Salamah
berkata, "Aku mengadu kepada Rasulullah saw bahwa aku sakit. Beliau bersabda,
'Thawaflah di belakang orang-orang dan kamu naik kendaraan.' (Dalam satu riwayat
darinya: Rasulullah saw bersabda kepadanya-ketika itu beliau berada di Mekah dan
hendak keluar-, 'Apabila telah diiqamati shalat subuh, berthawaflah di atas unta
mu ketika orang-orang sedang shalat, 2/65-1661). Aku lalu thawaf dan Rasulullah
saw sedang shalat di samping Baitullah seraya membaca ath-Thuur wa Kitaabim
Masthuur." [Ummu Salamah tidak melakukan shalat sehingga dia keluar.]
Bab Ke-79: Pintu Kecil dan Jalan Berlalu dalam Masjid
258. Abu Sa'id
al-Khudri berkata, "Nabi Muhammad saw berkhotbah [kepada orang banyak, 4/253]
dan beliau bersabda, 'Sesungguhnya, Allah menyuruh hamba Nya untuk memilih
antara [diberi kemewahan] dunia dan apa yang ada di sisi-Nya, lalu hamba itu
memilih apa yang ada di sisi Allah.' Abu Bakar r.a. menangis [dan berkata, 'Kami
tebus dirimu dengan bapak dan ibu kami.'] Aku berkata dalam hati, 'Apakah yang
menjadikan Tuan ini menangis? Jika Allah menyuruh seorang hamba untuk memilih
antara [diberi kemewahan] dunia dan apa yang ada di sisi-Nya, lalu hamba itu
memilih apa yang ada di sisi Allah [dan dia berkata, 'Kami tebus dirimu dengan
bapak dan ibu kami,'] sedang Rasulullah saw itu adalah seorang hamba, padahal
Abu Bakar itu adalah orang yang terpandai di antara kami.' Beliau bersabda,
'Wahai Abu Bakar, janganlah kamu menangis. Sesungguhnya, orang yang paling
dermawan atasku dalam berteman dan hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku
boleh mengambil khalil (kekasih dalam arti khusus) [selain Tuhanku] dari umatku,
niscaya aku mengambil Abu Bakar. Akan tetapi, persaudaraan (dalam satu riwayat:
kekhalilan) Islam dan kasih sayangnya tidak membiarkan pintu (dalam satu
riwayat: pintu kecil) di masjid melainkan ditutup kecuali pintu (dalam riwayat
lain: pintu kecil) Abu Bakar.'"
259. Ibnu Abbas
r.a. berkata, "Rasulullah saw di kala sakit, yang beliau wafat dalam sakit itu,
keluar dengan mengikat kepala beliau dengan potongan kain. Beliau duduk di
mimbar lalu beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian beliau bersabda, 'Tidak
ada seorang pun yang lebih dermawan terhadapku dalam jiwa dan hartanya daripada
Abu Bakar bin Abu Quhafah. Seandainya aku mengambil kekasih dari manusia niscaya
aku mengambil Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi, persahabatan Islam lebih
utama.' (Dalam satu riwayat: 'Akan tetapi, dia adalah saudaraku dan sahabatku.'
4/19]." Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, "Adapun ucapan Rasulullah saw.,
'Seandainya aku mengambil kekasih dari umat ini niscaya aku ambil Abu Bakar,
tetapi persaudaraan Islam itu lebih utama atau lebih baik,' maka beliau
mengucapkan yang demikian ini karena beliau menempatkan atau menetapkan Abu
Bakar sebagai ayah (mertua).' 8/7) 'Tutuplah dariku setiap pintu di masjid ini
kecuali pintu Abu Bakar.'"
Bab Ke-80: Pintu-Pintu dan Kunci-Kunci Ka'bah serta Masjid
260. Ibnu Juraij berkata, "Ibnu Abi Mulaikah berkata kepadaku, 'Wahai Abdul Malik, aku ingin kamu telah melihat masjid Ibnu Abbas dan pintu-pintunya.'"
(Aku berkata,
"Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Umar yang
tercantum pada Kitab ke-56 'al-Jihad', Bab ke-127.")
0 komentar:
Posting Komentar