Berita Terbaru :

Cari Blog Ini

Kitab Iman bagian 2

3 Feb 2012

Bab Ke-16: Firman Allah "Jika mereka bertobat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan." (at-Taubah: 5)
19. Ibnu Umar ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan memberikan zakat. Apabila mereka telah melakukan itu, maka terpelihara daripadaku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam, dan hisab mereka atas Allah."
Bab Ke-17: Orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya keimanan itu adalah amal perbuatan, berdasarkan pada firman Allah Ta'ala, "Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan (dalam kehidupan)." (az-Zukhruf: 72)
8. Ada beberapa orang dari golongan ahli ilmu agama mengatakan bahwa apa yang difirmankan oleh Allah Ta'ala dalam surah al-Hijr ayat 92-93, "Fawarabbika lanas-alannahum ajma'iina 'ammaa kaanuu ya'maluuna" 'Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu', adalah tentang kalimat "laa ilaaha illallaah" 'Tiada Tuhan selain Allah'. Dan firman Allah, "Limitsli haadzaa falya'malil 'aamiluun" 'Untuk kemenangan semacam ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja'." (ash-Shaaffat: 61)
20. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. ditanya, "Apakah amal yang paling utama?" Beliau menjawab, "Iman kepada Allah dan Rasul-Nya." Ditanyakan lagi, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "Jihad (berjuang) di jalan Allah." Ditanyakan lagi, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "Haji yang mabrur."
Bab Ke-18: Jika masuk Islam tidak dengan sebenar-benarnya tetapi karena ingin selamat atau karena takut dibunuh. Hal tersebut dapat terjadi, karena Allah telah berfirman, "Orang-orang Badui itu berkata, 'Kami telah beriman.' Katakanlah (wahai Muhammad), 'Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah tunduk." (al-Hujuurat: 14). Dan, jika masuk Islam dengan sebenar-benarnya, maka hal itu didasarkan pada firman Allah, "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam" (Ali Imran: 19), "Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya."(Ali-Imran: 85)
21. Dari Sa'ad r.a. bahwa Rasulullah saw. memberikan kepada sekelompok orang, dan Sa'ad sedang duduk, lalu Rasulullah saw meninggalkan seorang laki-laki (Beliau tidak memberinya, dan 2/131). Lelaki itu adalah orang yang paling menarik bagi saya (lalu saya berjalan menuju Rasulullah saw. dan saya membisikkan kepadanya) lantas saya berkata, "wahai Rasulullah, ada apakah engkau terhadap Fulan? Demi Allah saya melihat dia seorang mukmin." Beliau berkata, "Atau seorang muslim." Saya diam sebentar, kemudian apa yang saya ketahui dari Beliau itu mengalahkan saya, lalu saya ulangi perkataan saya. Saya katakan, "Ada apakah engkau terhadap Fulan? Demi Allah saya melihatnya sebagai sebagai seorang mukmin." Beliau berkata, "Atau seorang muslim". Saya diam sebentar, kemudian apa yang saya ketahui dari Beliau mengalahkan saya, dan Rasulullah saw. mengulang kembali perkataannya. (Dan dalam satu riwayat disebutkan: kemudian Rasulullah saw. menepukkan tangannya di antara leher dan pundakku). Kemudian beliau bersabda, "(Kemarilah) wahai Sa'ad! Sesungguhnya saya memberikan kepada seorang laki-laki sedang orang lain lebih saya cintai daripada dia, karena saya takut ia dicampakkan oleh Allah ke dalam neraka."
Abu Abdillah berkata, "Fakubkibuu 'dibolak-balik'. Mukibban, seseorang itu akabba apabila tindakannya tidak sampai menjadi kenyataan terhadap seseorang lainnya. Apabila tindakan itu terjadi dalam kenyataan, maka saya katakan, "Kabbahul-Laahu bi wajhihi 'Allah mencampakkan wajahnya', wa kababtuhu ana 'dan saya mencampakkannya'." [Abu Abdillah berkata, "Shalih bin Kaisanlebih tua daripada az-Zuhri, dan dia telah mendapati Ibnu Umar" 2/132].
Bab ke-19: Salam Termasuk Bagian Dari Islam
9. Ammar berkata, "Ada tiga perkara yang barangsiapa yang dapat mengumpulkan ketiga hal itu dalam dirinya, maka ia telah dapat mengumpulkan keimanan secara sempurna. Yaitu, memperlakukan orang lain sebagaimana engkau suka dirimu diperlakukan oleh orang lain, memberi salam terhadap setiap orang (yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal), dan mengeluarkan infak di jalan Allah, meskipun hanya sedikit."
(Saya [Al-Albani] mengisnadkan dalam bab ini hadits yang telah disebutkan di muka pada nomor 9 [bab 5]).
Bab Ke-20: Mengkufuri Suami, dan Kekufuran di Bawah Kekufuran
Dalam bab ini terdapat riwayat Abu Said dari Nabi saw. (Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya sepotong dari hadits Ibnu Abbas yang akan disebutkan pada [16 - al-Kusuf  / 8 - Bab])."
Bab Ke-21: Kemaksiatan Termasuk Perbuatan Jahiliah, dan Pelakunya tidak Dianggap Kafir Kecuali Jika Disertai dengan Kemusyrikan, mengingat sabda Nabi saw., "'Sesungguhnya kamu adalah orang yang ada sifat kejahiliahan dalam dirimu'." Dan firman Allah Ta'ala, 'Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya'." (an-Nisaa': 48)
Bab Ke-22: "Apabila Dua Golongan Kaum Mukminin Saling Berperang, Maka Damaikanlah Antara Keduanya Itu" (al-Hujuraat : 9), dan Mereka Itu Tetap Dinamakan Kaum Mukminin.
22. Ahnaf bin Qais berkata, "Aku pergi (dengan membawa senjataku pada malam-malam fitnah 8/92) hendak memberi pertolongan kepada orang lain, (dalam riwayat lain: anak paman Rasulullah saw.) kernudian aku bertemu Abu Bakrah, lalu ia bertanya, 'Hendak ke manakah kamu?' Aku menjawab, 'Aku hendak memberi pertolongan kepada orang ini.' Abu Bakrah berkata, 'Kembali sajalah.' Karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Apabila dua orang Islam bertemu dengan pedangnya (berkelahi), maka orang yang membunuh dan orang yang dibunuh sama-sama di neraka.' Lalu kami bertanya, 'Ini yang membunuh, lalu bagaimanakah orang yang dibunuh?' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya ia (orang yang terbunuh) berkeinginan keras untuk membunuh temannya.'"
Bab Ke-23: Kezaliman yang Tingkatnya di Bawah Kezaliman
23. Abdullah (bin Mas'ud) berkata, "Ketika turun [ayat ini 8/481, 'Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk' (al-An'aam: 82), maka hal itu dirasa sangat berat oleh sahabat-sahabat Rasulullah saw. (Maka mereka berkata, 'Siapakah gerangan di antara kita yang tidak pernah menganiaya dirinya?' Lalu Allah menurunkan ayat, 'Sesungguhnya syirik itu adalah benar-benar kezaliman yang besar.' (Luqman: 13) (Dan dalam riwayat lain : Rasulullah saw. bersabda, Tidak seperti yang kamu katakan itu. (Mereka tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman). Itu ialah kemusyrikan. Apakah kamu tidak mendengar perkataan Luqman kepada anaknya bahwa sesungguhnya syirik itu adalah benar-benar kezaliman yang besar?)
Bab Ke-24: Tanda-Tanda Orang Munafik
24. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, 'Tanda tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia ingkar, dan apabila dipercaya dia berkhianat."
25. Abdullah bin Amr mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Empat (sikap 4/69) yang barangsiapa terdapat pada dirinya keempat sikap itu, maka dia adalah seorang munafik yang tulen. Barangsiapa yang pada dirinya terdapat salah satu dari sifat sifat itu, maka pada dirinya terdapat salah satu sikap munafik itu, sehingga dia meninggalkannya. Yaitu, apabila dipercaya dia berkhianat (dan dalam satu riwayat: apabila berjanji dia ingkar), apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia menipu, dan apabila bertengkar dia curang."
Bab Ke-25: Mendirikan Shalat Pada Malam Lailatul Qadar Termasuk Keimanan
26. Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah saw, bersabda, 'Barangsiapa yang menegakkan (shalat) pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mencari keridhaan Allah, maka diampunilah dosanya yang telah lalu.'"
Bab Ke-26: Melakukan Jihad Termasuk Keimanan
27. Abu Hurairah mengatakan bahwa (dan dalam jalan lain disebutkan: Dia berkata, "Saya mendengar 3/203) Nabi saw. bersabda, 'Allah menjamin orang yang keluar di jalan Nya, yang tidak ada yang mengeluarkannya kecuali karena iman kepada Nya dan membenarkan rasul-rasul Nya, bahwa Dia akan memulangkannya dengan mendapatkan pahala atau rampasan (perang), atau Dia memasukkannya ke dalam surga. Kalau bukan karena akan memberatkan umatku, niscaya saya tidak duduk-duduk di belakang. (Dari jalan lain disebutkan: Demi Zat yang diriku berada dalam genggaman-Nya, kalau bukan karena khawatir bahwa banyak orang dari kaum mukminin tidak senang hatinya ketinggalan dari saya, dan saya tidak dapat mengangkut mereka, niscaya saya tidak akan tertinggal dari 3/ 203) pasukan [yang berperang di jalan Allah]. [Tetapi, saya tidak mendapatkan kendaraan dan tidak mendapatkan sesuatu untuk mengangkut mereka, dan berat bagi saya kalau mereka tertinggal dari saya 8/11]. [Dan demi Zat yang diriku berada dalam genggaman Nya 8/ 128] sesungguhnya saya ingin terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, kemudian terbunuh lagi, kemudian dihidupkan lagi, kemudian terbunuh lagi."
Bab Ke-27: Melakukan Sunnah Shalat Malam Bulan Ramadhan Termasuk Keimanan
28. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa menunaikan shalat malam Ramadhan (tarawih) karena iman dan mengharap keridhaan Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu."
Bab Ke-28: Melakukan Puasa Ramadhan Karena Mengharap Keridhaan Allah Termasuk Keimanan
29. Abu Hurairah berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mencari keridhaan Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu."
Bab Ke-29: Agama Itu Mudah, dan Sabda Nabi saw., "Agama yang Paling Dicintai Allah Ialah yang Lurus dan Lapang."
30. Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak akan seseorang memberat-beratkan diri dalam beragama melainkan akan mengalahkannya. Maka, berlaku luruslah, berlaku sedanglah, bergembiralah, dan mintalah pertolongan pada waktu pagi, sore, dan sedikit pada akhir malam."
Bab Ke-30: Shalat Termasuk Iman, dan Firman Allah, "Allah tidak akan menyia-nyiakan keimananmu", yakni Shalatmu di Sisi Baitullah
31. Al-Barra' mengatakan bahwa ketika Nabi saw. pertama kali tiba di Madinah, beliau singgah pada kakek-kakeknya atau paman-pamannya dari kaum Anshar. Beliau melakukan shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas bulan atau tujuh belas bulan. Tetapi, beliau senang kalau kiblatnya menghadap ke Baitullah. (Dan dalam satu riwayat disebutkan: dan beliau ingin menghadap ke Ka'bah 1/104). Shalat yang pertama kali beliau lakukan ialah shalat ashar, dan orang-orang pun mengikuti shalat beliau. Maka, keluarlah seorang laki-laki yang telah selesai shalat bersama beliau, lalu melewati orang-orang di masjid [dari kalangan Anshar masih shalat ashar dengan menghadap Baitul Maqdis] dan ketika itu mereka sedang ruku. Lalu laki-laki itu berkata, "Aku bersaksi demi Allah, sesungguhnya aku telah selesai melakukan shalat bersama Rasulullah saw dengan menghadap ke Mekah." Maka, berputarlah mereka sebagaimana adanya itu menghadap ke arah Baitullah [sambil ruku 8/134], [sehingga mereka semua menghadap ke arah Baitullah].
Orang-orang Yahudi dan Ahli Kitab suka kalau Rasulullah saw. shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis. Maka, ketika beliau menghadapkan wajahnya ke arah Baitullah, mereka mengingkari hal itu, [lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat 144 surat al-Baqarah, "Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit." Lalu, beliau menghadap ke arah Ka'bah. Maka, berkatalah orang-orang yang bodoh, yaitu orang-orang Yahudi, "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah, "Kepunyaan Allahlah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus." 7/104]. [Dan orang-orang yang telah meninggal dunia dan terbunuh dengan masih menghadap kiblat sebelum dipindahkannya kiblat itu, maka kami tidak tahu apa yang harus kami katakan tentang mereka, lalu Allah menurunkan ayat, "Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" (Surat al-Baqarah - 143)].
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 


Copyright©2012 MDT AT-TAUFIQ
Powered by Blogger.com.